mdArch
Seorang pemuda menemukan sebuah kepompong. Suatu hari, muncullah lubang kecil pada kepompong tersebut. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam saat calon kupu-kupu berjuang untuk keluar melalui lubang kecil itu. Kemudian..., kupu-kupu itu berhenti. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan tidak bisa berusaha lebih jauh lagi.

Akhirnya, pemuda tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa dari bagian yang mengekangnya. Kupu-kupu tersebut pun keluar dengan mudah. Namun, dia memiliki tubuh yang gembung dan kecil, dengan sayap-sayap yang mengerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap sayap-sayap itu akan mekar dan melebar pada suatu saat agar mampu menopang tubuhnya dan berkembang dengan baik seiring berjalannya waktu.

Namun, semua itu tidak akan pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut dan merangkak kemanapun dia pergi. Kupu-kupu tersebut tidak pernah bisa terbang.

Pemuda tersebut tidak mengerti bahwa kepompong yang menghambat kupu-kupu tersebut dan lubang kecil yang harus dilewatinya itu me- maksanya berjuang agar cairan dari tubuhnya mengalir ke sayap-sayapnya sedemi- kian sehingga dia siap untuk terbang begitu memperoleh kebebasan.

....

Kadang-kadang, perjuangan adalah sesuatu yang diperlukan dalam hidup kita. Jika hidup kita tanpa hambatan, mungkin itu justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak akan sekuat yang semestinya dibutuhkan saat ingin mencapai cita-cita dan harapan kita. Kita mungkin tidak akan pernah mampu "terbang". Terkadang, ada saatnya kita hanya bisa membantu seseorang dengan cara tidak membantunya, biarkan dia berjuang sendiri. Seharusnya, berbagai kesulitan yang timbul, dihadapi dengan tegar dan kuat agar bertambah bijaksana.

0 Responses